Android, iOS, Symbian.
Mana yang lebih bagus ?
Kalian tau gak sih apa itu perbedaan ponsel dan Smartphone ?, kalau dilihat dari fungsinya jelas fungsinya sama, yaitu digunakan untuk berkomunikasi dan melakukan panggilan telepon, akan tetapi ada yang membedakan antara keduanya, yaitu pada Smartphone tidak hanya dapat melakukan panggilan telepon tapi juga memiliki fitur-fitur tambahan lainnya yang dahulunya hanya dapat kita temukan pada komputer. Misalnya kemampuan untuk mengirim dan menerima Email.
Telepon genggam yang kita punya tentu tidak akan bisa digunakan tanpa adanya bantuan dari sistem operasi, secara umum ada beberapa jenis sistem operasi yang biasa digunakan oleh telepon, seperti
- Andoid
- Blackberry OS
- iOS
- Symbian OS
- Windows Phone
Pada artikel ini akan membahas mengenai perbandingan antara Android, iOS, dan Symbian OS.
1. Perbedaan Android dan Symbian dan iOS
Mengapa saya membandingkan antara Android , iOS dan Symbian? Karena ketiga sistem operasi ponsel ini sama-sama mempunyai banyak pengguna pada massanya. Android adalah sistem operasi ponsel yang baru rilis dan cepat sekali berkembang. Sedangkan Symbian adalah sistem operasi ponsel yang sudah sangat lama ada, tetapi saat ini mengalami penurunan pengguna yang cukup tajam, dan iOS adalah sistem operasi ponsel yang selalu bersaing dengan Android dan memiliki pengguna yang banyak juga. Banyak sekali sahabat yang bertanya tentang android kepada saya. dan kebanyakan dari sahabat yang bertanya adalah dulunya pengguna ponsel Symbian dan sekarang ingin beralih ke Android atau iOS. Apa saja kelebihannya? Apa saja kekurangannya? Sekarang akan kita bahas sama-sama tentang tiga sistem operasi ponsel itu.
Android vs Symbian
Pemilik Sistem Operasi
Awalnya Symbian itu berdiri sendiri, dan saat Google mengenalkan Android dengan bendera Open Source, akhirnya para produsen ponsel berbondong-bondong meninggalkan Symbian dan beralih menggunakan Android. Saat itu Nokia berjanji akan tetap menggunakan dan mengembangkan Symbian.
Jenis Sistem Operasi
Setahu saya, Android itu mempunyai 2 jenis lisensi. Yang pertama adalah Android yang full Open Source, sistem operasi Android jenis ini benar-benar bebas dimodifikasi file systemnya dan di distribusikan benar-benar gratis oleh Google. Tapi sistem operasi Android jenis ini tidak diberi akses memasuki layanan Google.
Yang kedua adalah sistem operasi Android yang diberi lisensi oleh Google. Sistem operasi Android ini diberikan ijin akses menggunakan layanan Google. Sistem operasi Android jenis ini bisa dimodifikasi sesuka hati, tapi sebenarnya Google hanya mengijinkan memodifikasi tampilannya saja. Jadi overclock prosesor dan modifikasi file system dianggap melanggar hak cipta dan hak paten.
Bagaimana dengan Symbian? Mulai dari pertama rilis sampai versi 5th edition, Symbian merupakan sistem operasi tertutup. Meskipun bisa dimodifikasi file sistemnya, tapi hal itu akan dianggap sebagai pelanggaran hak cipta dan hak paten. Symbian selanjutnya mengeluarkan versi terbaru yaitu Symbian^3, Symbian Anna, dan Symbian Belle. Setahu saya 3 sistem operasi Symbian ini bersifat Go Open Source, meski belum sepenuhnya Open Source, tapi pihak Nokia menjanjikannya untuk membuatnya menjadi full Open Source beberapa tahun mendatang.
Nasip Beberapa Tahun ke Depan
Beberapa waktu yang lalu Nokia benar-benar terbelit masalah keuangan. Akhirnya Nokia menjual beberapa divisi ponselnya ke Microsoft. Dan bekerja sama dengan Microsoft untuk menjadikan Windows Phone sebagai OS utama ponsel-ponsel keluaran baru Nokia nantinya. Ini semakin membuat Symbian terpuruk. Nokia menargetkan masa transisi total dari Symbian ke Windows Phone akan berlangsung beberapa tahun lagi. Ini membuat para pengembang aplikasi berlarian dan berpindah ke Android. Jadi jangan kaget kalau aplikasi-aplikasi di Android berjibun banyaknya.
Banyaknya Tipe Ponsel Baru
Symbian sekarang sudah ditinggalkan para produsen ponsel selain Nokia. Sehingga tidak banyak tipe ponsel baru yang menggunakan Symbian. Berbeda dengan Android, gencarnya promosi dari Google membuat Android banyak diadopsi para produsen ponsel. Ini membuat Android mempunyai banyak tipe ponsel keluaran terbaru.
Harga
Ini yang membuat saya terkagum-kagum dengan Android. Ponsel Android dengan spesifikasi hardware yang sama dengan Ponsel Symbian, mampu dijual dengan harga yang jauh lebih murah. Selain itu, menurut saya Symbian keluaran terbaru selalu rilis dengan harga pembuka yang cukup mahal kalau dibandingkan dengan ponsel Android. Ini membuat para konsumen cenderung lebih memilih Android.
Sistem Operasi dan Tampilan Menunya
Symbian dikenal sebagai sistem operasi yang mampu berjalan dengan standart hardware yang minim. Saat kebanyakan ponsel Symbian 3rd edition dan 5th edition berjalan lancar dengan prosesor 396Mhz, Android membutuhkan prosesor 600MHz agar Android versi Froyo bisa berjalan lancar. Jadi kalau ada yang bilang, Symbian itu jadul karena masih berkutat dengan prosesor 600MHz kebawah. Berarti dia tidak tahu bahwa Symbian sudah bisa berjalan lancar dengan prosesor sekian. Sama hal nya kalau ada pengguna Symbian yang bilang, Android menggunakan prosesor 600MHz kok kadang masih lag/lambat/lemot ya? Berarti dia belum sadar kalau yang dipegangnya itu Android yang padat fitur.
Jadi kita tidak bisa saling menjelekkan masing-masing OS, karena mereka mempunyai standar minimum hardware sendiri-sendiri. Kenapa semua ponsel tidak menggunakan prosesor 1GHz atau lebih agar tidak ada lagi kata lag / lambat / lemot? Semua tergantung pasar yang dituju, dan tentunya penggunaan prosesor yang lebih besar akan memakan biaya produksi yang lebih besar juga.Android mempunyai tampilan antarmuka atau user interface yang menawan dan gimmick-gimmick yang menarik di antarmuka(UI)nya. Banyak animasi, gimmick, dan berbagai pernak pernik di tampilan antarmukanya membuat Android memerlukan prosesor yang lebih besar kalau dibandingkan Symbian. Symbian mempunyai tampilan antarmuka yang biasa-biasa saja menurut saya, tanpa animasi/gimmick/pernak-pernik yang berlebihan. Tampilan antarmuka Symbian juga tergolong mudah digunakan dan nggak pake ribet. Ini membuat Symbian mampu berjalan di prosesor dengan speed rendah.
Symbian dan seluruh isinya dikembangkan oleh satu pihak. Jadi sistemnya akan lebih stabil kalau dibandingkan Android.
Bagaimana kalau si A tadi berhenti mengembangkan softwarenya, dan menjual lisensinya ke si D. Tergantung si D, kalau mengkomersilkannya, biasanya pihak linux akan mencari atau menunggu pengembang baru. Dan untuk sementara waktu, update linux akan terhenti sejenak. Apakah tidak bisa memasukkan Android punya ponsel tipe A ke ponsel tipe B? Bisa, tapi tidak akan berjalan semua fiturnya. Ini biasanya dikarenakan hardwarenya yang berbeda. Entah mengapa dari dulu sampai sekarang, masalah pengenalan hardware masih menjadi masalah yang berat dalam dunia linux.Tanya kenapa?Android itu didasarkan pada kernel linux dan dikembangkan seperti linux juga (open source / terbuka). Didalam linux yang open source, pengembangan sistem dilakukan bersama-sama. Misalnya, si A mengembangkan Java, si B memperbaiki user interface, dan si C masalah koneksi USB. Lalu apa yang dikembangkan mereka, dijadikan satu Sistem Operasi. Saat si A menemukan hal baru dan meng-update apa yang dikembangkannya, maka si B dan si C mau tidak mau harus memperbaharui sistemnya agar update dari si A mampu berjalan lancar di Android. Ini membuat Android mempunyai banyak versi dalam waktu dekat. Yang susah itu adalah para pengembang aplikasi dan produsen ponsel. Para pengembang aplikasi sudah susah-susah membuat aplikasi untuk Android versi 2.1, tak berselang lama muncul lagi Android versi 2.2. Para produsen ponsel juga susah, kalau mau produknya tetap laris, maka meraka harus menyediakan update yang pas untuk ponsel-ponsel mereka yang telah laris dipasaran. Jadi semakin banyak tipe ponsel yang dikeluarkan, semakin banyak juga tipe update yang harus dibuat. Karena itu banyak produsen ponsel yang tidak memberikan update sistem, dan berkonsentrasi kepada keluarnya ponsel baru dengan Android terbaru juga. Contoh tipe-tipe ponsel yang tidak mendapatkan update lagi dari produsennya adalah Sony Ericsson X8, Sony Ericsson X10, Sony Ericsson X10 Mini, Sony Ericsson X10 Mini Pro, Samsung Galaxy 5, dan masih ada beberapa tipe lainnya.
Aplikasi dan Fitur
Di Symbian, saat kita menginstall suatu aplikasi, maka aplikasi itu akan berjalan sendiri ( tidak menon-aktifkan fitur di ponsel dengan fungsi yang sama, dengan kata lain ada 2 aplikasi yang berjalan bersama-sama ). Contohnya saat kita menginstall aplikasi Free iSMS untuk menggantikan tampilan pesan, maka fitur pesan (sms) tetap bisa di buka melalui tampilan standart selain melalui tampilan Free iSMS. Kalau di android setiap aplikasi yang di install akan terintegrasi penuh dengan sistem. Itu setahu saya dari hasil pinjam ponsel Android punya teman.Android itu padat fitur, saat ponsel aktif dan ada komentar di facebook milik kita, maka akan langsung ada pemberitahuan di layar ponsel. Saat ada email masuk, makan ponsel kita akan berdering. Saat kita membuka kontak, kita akan melihat daftar semua teman facebook bercampur dengan daftar phonebook kita. Dan Android mampu tersinkronisasi penuh dengan dunia maya. Kita bisa mengunggah hasil jepretan kamera hanya dengan beberapa kali klik dari galery. Mau ke facebook, picasa, blogger, wordpress, flickr dan masih banyak lagi.Kita juga bisa melihat prakiraan cuaca dimana kita berada langsung dilayar homescreen dengan memanfaatkan akses internet. Saat kita berpindah tempat, maka otomatis tampilan prakiraan cuaca tersebut juga akan berubah. Kita bisa memanfaatkan fitur pencarian google langsung dari homescreen juga. Saat kita update Twitter, Facebook, dan memotret. Maka secara otomatis posisi GPS juga akan disertakan. Kita bisa menelusuri jalan-jalan kota dengan panduan peta digital dari Google Maps. Semua aplikasi tersebut benar-benar terintegrasi dengan sistem, sehingga membuat sistem Android tidak sestabil Symbian. Dan setahu saya, sebagian besar aplikasi dalam ponsel Android memerlukan akses internet.
Agak berbeda dengan di Symbian yang saya pakai (3rd Edition dan 5th Edition). Aplikasi facebook tidak terintegrasi dengan sistem. Jadi untuk mengunggah foto dari galery, hanya bisa melalui email. Tiap ada komentar di facebook, tidak akan ada notifikasi dilayar ponsel. Tapi kalau masalah email, bisa tersinkronisasi secara realtime menggunakan aplikasi nokia messaging. Walau kadang disconnect beberapa kali.
Android mempunya gudang Aplikasi dari Google yang di sebut Android Market, sedangkan gudang aplikasi Symbian di sebut Ovi Store. Kalau masalah banyaknya aplikasi yang ada, tentunya Android yang menang.
Baterai
Prosesor besar dan selalu terkoneksi dengan internet membuat ponsel-ponsel Android rata-rata hanya mampu bertahan 1 hari dalam sekali charging. Kalau ponsel Symbian rata-rata bertahan 1,5 hari lebih.Pilih Android atau Symbian?
Memilih ponsel itu sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu setiap saat terintegrasi dengan Facebook, Twitter, Google+, dan berbagai jejaring sosial lainnya? Pilihlah Android. Kalau hanya seperlunya saja, ya pilih Symbian.Mau yang tampilan antarmuka (user interface) yang menawan, pilih saja Android. Dengan konsekuensi sistem operasi belum stabil dan boros baterai. Kalau sering berpergian dan hanya menggunakan ponsel sebagai penunjang kerja harian, rasanya Symbian lebih pas.
Untuk saat ini saya masih mencoba mencukupkan diri menggunakan Symbian. Karena saya belum memerlukan terhubung terus menerus ke jejaring sosial. Saya juga hanya mensinkronisasikan dan membalas email diwaktu senggang saja. Saya juga tidak suka melihat banyak kontak bertebaran di daftar buku telepon saya. Tapi setahu saya opsi synkronisasi kontak facebook juga bisa di non-aktifkan di Android. Untuk saat ini saya masih tetap menggunakan Symbian, karena saya bekerja di tengah hutan sawit, dan memerlukan baterai yang tahan lama, karena kadang bisa sampai 2 hari di tengah hutan sawit.
Tapi bagaimanapun Android tetap menarik dan punya banyak kelebihan. Kalau menurut sahabat sekalian bagaimana? Kalau ada kata-kata saya yang salah diartikel ini mohon dibenarkan. Karena artikel seperti ini biasanya banyak pro dan kontra.
terimakasih kepada : Gian Fatoni Anugrah Zaini
Android vs iOS
Android dan iOS (iPhone) merupakan dua sistem operasi yang paling populer dikalangan pengguna smartphone, terutama OS smartphone yang berbasis layar sentuh. Kedua OS tersebut hingga saat ini terus bersaing untuk dapat memperebutkan pasar yang mereka incar. Sedangkan iPhone memang harganya masih cukup tinggi bagi kalangan menengah ke bawah, termasuk saya ini. Hanya bisa bermimpi untuk bisa membeli iPhone. Hehe.
Android merupakan "moving target"
Salah satu argumen yang sangat santer dari kalangan pengguna Android mengatakan kalo Apple pada setiap release mobile devicenya menggunakan hardware yang ketinggalan jaman atau tidak sepowerful flagship Android.
Misalnya Apple masih menggunakan RAM 3 GB di iPhone X sedangkan Samsung S9 sudah menggunakan RAM 4GB.
Tapi spesifikasi hardware ga pernah relevan di device milik Apple, kenapa? Karena iOS sangat optimal untuk hardware yang ditujukan kepadanya, dan hanya ada 1 garis versi iPhone (dengan 3 varian saat ini, iPhone 8, 8 Plus dan X). Processor yang disasar pun hanya satu jenis, yaitu processor Ax milik Apple sendiri (sekarang A11 Bionic)
Sedangkan Android harus mengakomodir berbagai macam kombinasi dan variasi hardware, mulai dari Android low-end, flagship/high-end sampai tablet dan smart TV. Dengan variasi processor yang berbeda-beda seperti Snapdragon, Mediatek dan Tegra.
Hal inilah yang menyebabkan pengguna Apple tidak begitu peduli dengan masalah spesifikasi, hanya jenis iPhone yang mana. Sedangkan pengguna Android mempertimbangkan keseimbangan antara budget dan spesifikasi yang ditawarkan.
HP Android ane termasuk high end, tapi ada banyak app yang ga bisa jalan di HP saya.
Apple : 1
Android : 0
Harga iPhone terlalu fantastis
argumentasi moving target diatas bisa jadi kelebihan Android, karena hardware yang dibeli bisa disesuaikan budget. Ada harga ada barang lah istilahnya.
Pas jaman iPhone 5, iPhone saya jatoh, dan ganti screennya itu seharga Android mid-end. Beli second, seharga Android high end. Saya mikir keras, dan akhirnya mutusin beralih ke Android sejak kejadian ini.
Sekarang kalau mau iPhone yang masih disupport secara resmi dalam jangka panjang, agan harus rela ngerogoh kocek minimal 5+ jutaan. Dan sepertinya udah mulai berasa performanya makin berkurang (iPhone SE) kecuali agan beli second tentunya.
Buat yang latest & greatestnya iPhone, siap-siap ngerogoh kocek 10 juta keatas.
Apple : 1
Android :1
Apple Appstore jauh lebih matang dan terkontrol dibandingkan Google Play
Apple Appstore menurut saya inovasi Apple yang sangat revolusional gan. Dulu sebelum ada iPhone, ga pernah ada yang namanya appstore terpusat, apalagi jaman Nokia Symbian. Yang ada nemu .sis atau .sisx tapi entah darimana . Nokia pernah attempt bikin appstore terpusat mirip Apple Appstore, tapi udah telat keduluan Apple.
Nah Android yang muncul setelah iOS juga udah keduluan start. Buat mengakomodasi hal ini, Google kayaknya lebih longgar dalam masalah kontrol di Google Play. App-app iOS juga berasa jauh lebih terpoles, karena seleksi dari Apple sangat ketat. Memang kadang Apple kecolongan, tapi secara general app di iOS jauh lebih nyaman digunakan.
Apple sempat menjalankan policy biaya bulanan untuk menjadi developer iOS, itulah kenapa cuma developer yang serius yang bisa akses Apple Appstore. Sekarang pun feenya cukup mahal, $99 untuk bisa submit app ke Apple Appstore dibandingkan $25 (one time fee) untuk bisa submit app ke Google Play.
Pengalaman pribadi waktu pindah dari iOS ke Android, app social media di Android paling rentan crash. Dulu make Path berasa banget bedanya. Ini juga disebabkan karena para developer lebih milih iOS dibandingkan Android.
Contoh belakangan, Fortnite keluar di iOS duluan.
Apple : 2
Android : 1
Device Apple jauh lebih restrictive/tertutup
Root yang dinonaktifkan secara default di Android, tujuannya untuk melindungi kestabilan handset agan. Apple jauh lebih agresif lagi dalam hal ini, alasannya supaya user tidak bisa mengacak-acak handset miliknya dan agar semuanya tetap stabil. Aplikasi yang terinstall dalam iOS pun dibatasi untuk mengakses fasilitas hardware/OS internal.
Dari segi pengguna, hal ini jadi bumerang, device Apple berasa jauh lebih terbatas dibandingkan Android.
Hal yang paling simple aja, Android bisa dicolok langsung dan jadi media penyimpanan file agan. Jadi kemana-mana ga perlu bawa flash drive lagi.
iOS, harus menggunakan iTunes, suka atau tidak. Bisa aja dijailbreak sih, tapi kalo ngomongin jailbreak/root udah keluar konteks pembahasan gan. Lagipula, saya sempat coba jailbreak iPhone saya dulu. Hasilnya malah iPhone saya jadi lebih sering crash/ga stabil.
Apple : 2
Android : 2
Aksesoris Apple juga tertutup
Ga bawa charger? Gampang, pinjem temen, kemungkinan besar punya kabel microusb.
Nantinya USB type C yang bakal gantiin standard MicroUSB, dan ini mulai diadopsi di handphone-handphone flagship Android.
Ada rumor iPhone berikutnya bakal lepas lightning dan beralih ke USB Type C juga, tapi saya ragu akan hal ini.
Nah karena iPhone cuma bisa pake aksesoris iPhone juga, harga yang dibanderol juga gila-gilaan. Siap-siap bokek cuma buat beli kabel original doang. Kalopun beli dari merk third party, bagusnya pake yang MFI (Made for Iphone) certified, dan tetep aja biasanya mahal.Mau pake yang cina? Jangan salahin siapa-siapa kalo lightning port agan rusak dan iPhone agan malah jadi ga bisa dipake.
Apple : 2
Android : 3
Pelayanan Apple jauh lebih OK
Dulu temen saya punya iPhone, portnya rusak. Sebenernya salah dia juga sih, karena pake kabel KW murahan. Waktu dia komplain ke Apple Store, tanpa banyak basa basi, handsetnya diganti baru. Tapi ini bertahun-tahun yang lalu, jaman Steve Jobs masih ada, engga tau sekarang.
Tapi yang jelas, device Apple mahal dengan spesifikasi hardware yang lebih rendah daripada Android flagship, itu untuk dialokasikan ke after sales servicenya.
Entah apa di jaman Tim Cook masih senyaman dulu pelayanan Apple. Yang jelas toko gadget sekarang rata-rata ngikutin Genius Barnya Apple, dimana semua orang bisa hands on sama device yang ditawarkan.
Ada beberapa kasus, kayak Linus Tech Tips yang Mac Pronya direject untuk service. Kalo diliat dari kasusnya saya lebih pro ke Apple, karena kasus yang heboh ini user ngotak-ngatik hardwarenya.
Tapi jelas sejauh pengalaman saya urusan sama Sams*ng (dan merk lain) walaupun ga ngotak-ngatik hardware rata-rata langsung vonis motherboard dan biaya ganti motherboard bisa sampe 70% harga asli barangnya.
Ini tergantung merek juga sepertinya. Sayang di Indo cuma authroized reseller aja, mungkin kalo Genius Bar masuk sini, servicenya enak kali ya.
Apple : 3
Android : 3
sumber :Kaskus.co.id