Thursday, May 26, 2016

Cerpen : Belajar Dari Hal Kecil Yang Sepele



     Tinggi, Kurus, Tampan, Suka Kelayapan, dan Sudah mandi. Dengan hati gembira dan perasaan senang aku mengayuh sepedaku dengan tujuan ingin bermain game online di warnet terjauh dari rumah. Dengan restu orang tua, aku Membawa lembaran kertas berharga untuk ditukarkan dengan waktu yang akan terbuang sia-sia demi mendapatkan kepuasan dalam bermain game online. Keringat membasahi pori-pori kulitku namun tidak peduli, karna aku sudah mandi. Sampai pada tujuan Kutaruh sepeda didekat sepeda lainnya kemudian masuk kedalam warnet, suasana Hiruk pikuk warnet membuat gejolak didadaku serasa ingin menambah ramai seisi warnet. Tidak kupedulikan lagi hal yang ada di luar, langsung saja aku memesan 1 buah komputer dengan waktu yang tidak terlalu lama. 

     Beberapa saat kemudian Dengan suasana yang ramai diwarnet, temanku menghampiriku yang berada tidak jauh dari bangku tempat aku bermain game online. “Kamu naik apa kesini ? “ tanya seorang temanku dengan nada heran. “Naik sepeda kok, memangnya kenapa?” jawabku dengan tatapan yang masih kedepan layar monitor. Kemudian tidak ada lagi tanda-tanda pertanyaan dari temanku, aku tidak peduli dan tetap fokus dengan apa yang sedang kulakukan. Kemudian kegaduhan terdengar didepan pintu keluar warnet, dengan seorang bocah yang menangis meratapi Sandal yang berserakan karna tidak bisa pulang dengan nyaman. “Bang! Sandal saya kemana?” tanya bocah kepada operator warnet, dengan ingus yang merangkak keluar dari lubang hidungnya. “Looh, memangnya tadi kamu pakai sendal yang mana? “ Jawab Operator warnet dengan niat untuk bertanggung jawab. Suara lancang dari si Bocah keluar dengan berkata “Warnet Maling! Sandal jelek aja di ambil. Gamau Pulang gapake sandal. Aku Ambil Sandal Orang aja Lagi” kemudian Operator warnet tidak membiarkan bocah mengambil sandal orang lain dan langsung memberikan sandal yang lain untuk si bocah, entah darimana sandal itu ada tetapi kutakpeduli karna operator warnet sudah berbuat baik kepada pelanggaannya. Bocah tersebut meninggalkan warnet, dan aku melanjutkan bermain game online. Beberapa menit kemudian, datang seorang Bocah kumal, hitam, bau keringat, dan berambut ikal. dengan kaki yang kotor masuk ke dalam warnet, Kesana kemari entah mencari siapa dan dengan niat apa aku tidak terlalu peduli. Dan fokusku mulai teralihkan ketika bocah tersebut ingin keluar dari warnet seraya berteriak kepada operator “Bang!! Sandal Saya Kemana? “ , dijawab dengan tanya seorang operator warnet dengan nada Lembut “Memangnya kamu tadi kemari pakai sandal warna apa? “ , dan langsung dijawab “ngga pakai sandal, Bang.. hahhaaha” jawab bocah tersebut. Mendengar jawaban dari bocah itu Pikirku, Pantas saja kaki bocah kotor sekali, hmmm Sudah kuduga. Tak terasa usai sudah waktu yang sudah ku gunakan untuk bermain game online, niat hati ingin menambah waktu untuk melanjutkan bermain game tetapi aku tidak ingin membuang-buang lembaran kertas yang tersisa. Lalu Aku bersantai diwarnet dengan melihat orang-orang yang sedang asyik bermain depan layar monitor. sambil mengumpulkan niat untuk pulang kerumah, tak hentinya perhatian ku ke arah bocah kumal bau keringat itu yang berada didepan pintu keluar dengan menyilang kedua kakinya dan menyingkap kedua tangannya dibalik punggungnya. Tatapan bocah tersebut seakan akan sedang mengincar sesuatu, aku pun ikut melirik kanan kiri, mencari siapa yang sedang dicurigai oleh bocah tersebut dan yang kulihat hanyalah orang-orang duduk manis dengan tangan memijit-mijit tombol keyboard dan mouse. Lalu kutakpeduli. Beberapa saat kemudian saat niat sudah terkumpul untuk pulang kerumah, kulihat depan pintu keluar Bocah tersebut sudah tidak ada di tempatnya. Aku membayar tagihan ke operator dan bergegas pulang, mengambil sandal tercinta yang tak akan hilang diambil orang karna sandal ku sudah ku buat tidak ada pasangannya. Berjalan ke depan warnet mencari sepedaku, dan kuingat-ingat sepeda ku sudah kuletakkan dengan benar disebelah sepeda yang lainnya. Tetapi.... jantung ku tiba-tiba berdegup *Deg..deg...deg* lalu serontak aku berpikir “Apa ini yang namanya Cinta”, tidak, bukan itu “Sepedaku Hilang, Siapa yang memiliki niat jahat seperti ini, ya Allah” aku ingin menangis. Aku mengadu ke operator warnet dan sepertinya memang Operator warnet tidak tau apa-apa dan dia menyesal karna tidak terlalu memperhatikan apa yang ada di depan warnetnya kemudian operator warnet meminta maaf kepada ku. Aku berjalan pulang dengan penyesalan dan amat sangat suuzon kepada Bocah kumal bau keringat itu, yang aku duga dialah yang mencuri dan membawa Sepedaku pergi. Sungguh menyesal diri ku karna menyepelekan hal kecil yang seharusnya bisa aku atasi secepatnya. Sesampainya dirumah aku cerita semua kepada orang tua ku tentang kejadian hari dimana aku tidak kehilangan sandal ku melainkan kehilangan Sepeda yang biasa aku kendarai. Namun orang tuaku tidak terlalu marah melainkan memberi petuah bijak kepadaku agar tidak ceroboh dan menyepelekan hal kecil seperti bocah yang aku abaikan diwarnet tersebut. Aku diberi nasehat agar aku tetap bersabar dan terus berdo’a kepada Yang Maha Kuasa untuk diberi kerendahan hati dan Bersyukur terhadap apa yang telah terjadi dan apa yang aku punya saat ini.


     Hari demi hari, Do’a demi do’a, lantunan ayat-ayat suci al-qur’an membuatku merasa tenang karna banyak mengetahui hikmah yang ada dalam kandungan al-qur’an. Aku sudah melupakan kejadian Hilangnya sepeda yang membuat Aku merasa sedikit kerepotan untuk berangkat sekolah. Beberapa Bulan kemudian orang tuaku membelikan aku sepeda Baru, betapa bahagianya diriku karna sepeda yang diberikan oleh orang tuaku bukan sekedar sepeda biasa, Tetapi Sepeda Motor. Entah bagaimana aku mengungkapkan rasa bahagiaku, aku mengambil hikmah dari kejadian hilangnya sepeda tersebut. Bahwa Allah memberi musibah sesuai dengan kekuatan orang tersebut. Allah sayang diriku karnanya Aku diuji kesabaran, keimanan, dan Tawakal diriku Kepada-Nya. Jika ada orang yang melakukan hal buruk/baik pasti akan ada balasannya, Besok, Lusa, atau bulan depan atau kapanpun yang pastinya akan dibalas perbuatannya, Insyallah. Sabar itu Indah, Indahnya Kapan? Sabar aja.


====================================================

Tema : Cinta Antara Manusia dengan Tuhan
Penulis : Rifki Dwi Setyanto
Based form True Story


This Is The Oldest Page

1 comments so far


EmoticonEmoticon