Sunday, October 9, 2016

Teknologi New Media : Perkembangan Digital Cinema

Teknologi New Media : Perkembangan Digital Cinema

Mengenal Lebih Dekat dengan Perkembangan Digital Cinema.


didalam tulisan ini saya akan membahas mengenai perkembangan digital Cinema
yang berkaitan pula dengan Teknologi New Media. Sebelum masuk kedalam Bahasan saya akan menjelaskan tentang Teknologi New Media terlebih dahulu.

KONSEP DASAR NEW MEDIA

Konsep dasar dari New Media adalah media baru sebagai perantara antara perangkat digital dengan mannusia sebagai makhluk sosial. Secara bahasa, New media terdiri dari 2 kata yaitu New dan Media. New memiliki arti baru dan media yang berarti perantara. New Media merupakan sarana perantara yang baru, baik dalam waktu, manfaat, produksi, atau pendistribusian. Secara istilah, new Media dapat diartikan sebagai kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi pada akhir abad ke-20.

INTRO

        Seorang Sutradara film,George Lucas mengatakan bahwa film yang berkembang pada abad ke-19 dikembangkan dari sebuah fotografi melalui media yang menggunakan pita seluloid untuk menangkap dan merekam gambar. Pada akhir abad ke-19 sampai akhir abad ke-20 telah ditemukan pengganti pita seluloid untuk menampilkan cara penggarapan baru dunia film yaitu sinema digital. Sinema digital adalah semua konsep, sebuah system yang lengkap dimana meliputi seluruh rantai produksi film dari akuisisi yang berhubungan dengan kamera digital dan pada bagian ini akan dijelaskan secara singkat bagaimana kerja dasar teknologi dan dampak dari munculnya sistem digital. Dalam 20 tahun terakhir ini, teknologi digital, teknik dan estetika visual memiliki pengaruh yang besar dalam setiap tahap pembuatan dan pendistribusian film.

PENGERTIAN SINEMA

       menurut kbbi (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Sinema adalah gedung tempat pertunjukan film atau bioskop, film tersebut merupakan gambar hidup.
sumber : http://kbbi.web.id/sinema Menurut Bahasa, Sinema adalah suatu suku kata yang dapat diartikan dari kata cinema, kinematik yang artinya 'Gerak'. dan menurut saya Film adalah suatu kumpulan gambar yang digabung menjadi satu kemudian setiap milidetik-nya gambar tersebut yang sesuai urutannya terus berganti sehingga kumpulan gambar akan terlihat bergerak dan gambar yang bergerak inilah yang dinamakan Film. Film dapat diciptakan dengan menggunakan alat bantu yang bernama kamera, Kamera yang merekam/ melukis gerak dengan cahaya.

Sinema Dgital merujuk pada penggunaan suatu Teknologi Digital untuk mengantarkan atau menampilkan gambar bergerak.

SEJARAH FILM 

        Menurut para teoritikus film, film yang kita kenal sekarang ini merupakan perkembangan dari fotografi yang diciptakan oleh Joseph Nicephore Niepce dari Perancis pada tahun 1826. Bila dikaitkan dengan gambar bergerak, maka terciptanya film bermulai dari suatu pertanyaan unik, “Apakah keempat kaki kuda pada suatu saat berada pada posisi melayang secara bersamaan ketika berlari?” Untuk menjawab pertanyaan ini, tahun 1878 Edward Muybridge dari Standford University, Inggris, membuat serentetan 16 foto (frame) kuda yang sedang berlari. Kemudian, ketika foto kuda berlari tersebut dilihat secara berurutan dalam kecepatan tertentu terjadilah gerakan kuda berlari. Inilah gambar rekaman bergerak pertama yang diciptakan di dunia Untuk mempertunjukkan gambar rekaman bergeraknya selama perjalanan kuliahnya ke berbagai tempat Edward Muybridge menciptakan zoopraxiscope. Berdasarkan ciptaannya ini, Edward Muybridge disebut sbagai pencipta gambar rekaman bergerak/film pertama (motion picture). 
        Kalau terciptanya film bermula dari pertanyaan unik tentang kaki kuda, maka industri film dimulai dengan “orang bersin” seperti dikatakan Bob Thomas dalam bukunya King Cohn, Biografi Pendiri Columbia Pictures

        Pada mulanya sederhana saja. Thomas Alva Edison membuat gambar hidup memperlihatkan Fred Ott yang sedang bersin., maka lahirlah sebuah industri . Bayar uang satu sen, film diputar, silahkan lihat betapa lucunya orang itu bersin. Orang berduyun-duyun menuju salon kinestope, berdesak-desakan untuk selama satu menit menonton gambar yang bergerak.

FILM PERTAMA

        Perkembangan inovasi kamera kemudian memunculkan film film yang pertama dibuat di dunia. Adalah ilmuwan Thomas Alfa Edison yang mengembangkan fungsi kamera yang mampu merekam gambar bergerak, dan tidak hanya memotret gambar diam saja. Era sinematografi pun dimulai dengan diciptakannya film dokumenter singkat yang pertama kali di dunia oleh Lumiere bersaudara. Film pertama itu berjudul Workers Leaving the Lumiere's Factory dan hanya berdurasi beberapa detik saja. Selain itu ceritanya hanya menggambarkan para pekerja pabrik yang pulang dan meninggalkan tempat kerja mereka di pabrik Lumiere. Meski begitu film ini tercatat dalam sejarah sebagai film pertama yang ditayangkan dan diputar di Boulevard des Capucines di kota Paris, Prancis. Tanggal pemutaran film itu pada tanggal 28 Desember 1895 kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi.

 

TEKNOLOGI SINEMA ABAD KE-20 HINGGA SEKARANG

        Dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan komputer yang ada, industry perfilman pun semakin menonjol dan menciptakan berbagai inovasi. Bermula hanya dari gambar hitam putih tanpa suara hingga berkembang menjadi film 2 dimensi (2D), 3 dimensi (3D), dan bahkan sekarang sudah mulai populer film 4 dimensi (4D).
  1. Film 2 Dimensi (2D)
            Dalam dunia seni rupa, yang dimaksud dengan karya 2 dimensi adalah karya yang memiliki dua sisi, yaitu panjang dan lebar. Maka, film 2 dimensi dapat diartikan di mana penonton dapat melihat gambar bergerak dan melihat 2 dimensi sisinya, yaitu panjang lebar dalam sebuah layar. Kelebihan yang ditawarkan oleh film 2D adalah suara yang lebih bersih, gambar yang jelas dan proses editing yang sangat halus bahkan hampir tidak terlihat. Contoh film 2D biasanya berbentuk kartun. Namun, kelemahan yang dimiliki oleh film-film 2D adalah kualitas hasil proyeksinya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan film lainnya. Semakin besar layar yang digunakan, akan semakin berkurang kualitas film yang ditayangkan. Perangkat lunak yang biasanya digunakan untuk membuat film kartun 2D memiliki kemampuan untuk mengatur gerak, membuat gambar dan mengimpor audio serta pengaturan waktu.
  2. Film 3 Dimensi (3D)
            Dalam pengertian seni rupa, sebuah karya 3 dimensi merupakan suatu karya yang tidak hanya dibatasi oleh sisi panjang dan lebar, tetapi juga menampilkan kedalaman, atau dapat dikatakan memiliki ruang. Dalam perfilman, film 3 dimensi memberikan pengalaman menonton film yang seolah nyata, di mana gambar yang ditayangkan seolah berada di luar layar. Dalam penyajiannya, biasanya penonton membutuhkan sebuah kacamata khusus dengan lensa berwarna merah dan biru. Warna merah di sebelah kiri dan biru di sebelah kanan. Kelemahan film 3 dimensi adalah jika menontonnya di bioskop, gambar yang ditayangkan akan terlihat buram dan tidak jelas jika tidak menggunakan kacamata. Penggunaan kacamata tidak selalu nyaman, terlebih bagi orang-orang yang memang membutuhkan kacamata untuk membantu penglihatan mereka.
  3. Film 4 Dimensi (4D)
            Dengan suksesnya kemunculan film 3 dimensi, industry perfilman kini mulai mencoba merilis film 4 dimensi (4D) di mana penonton ditantang untuk benar-benar merasa seolah mereka berada dalam setting film tersebut. Sinema yang menayangkan film 4D memiliki ruang teater khusus yang dilengkapi dengan kursi yang dapat bergerak dan detil-detil efek lainnya seperti semprotan air untuk adegan-adegan tertentu dan juga bau sehingga penonton seperti seolah benar-benar mengalami langsung adegan yang ditayangkan.
        Melihat kesuksesan yang dicapai oleh sinema atau bioskop dalam penyajian film dengan layar yang besar dan audio yang sangat jernih, industri pertelevisian tidak ingin kalah bersaing dan mencoba untuk memberikan pengalaman yang sama kepada penonton di rumah selayaknya mereka sedang berada di dalam bioskop. Tayangan-tayangan berkualitas High Definition mulai bermunculan diiringi juga dengan kehadiran televisi kabel yang memutarkan film-film ter-update yang tadinya hanya dapat disaksikan di bioskop atau dengan membeli DVD. Bahkan, beberapa brand pembuat televisi seperti Panasonic, Sony, Samsung mulai memproduksi televisi 3 dimensi yang dapat menayangkan film-film 3 dimensi tanpa harus menggunakan kacamata khusus dan smart TV. Hal ini dilakukan agar mereka dapat bersaing dengan tren yang ada dan tidak ketinggalan zaman.

        Demikian, postingan Blog mengenai Perkembangan Digital Cinema. Pengembangan Digital Cinema memang memiliki sejarah panjang sejak pertama kali dibuat. Dan kini memasuki zaman modern, dunia Cinema kian berkembang secara drastis dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih yang dapat membantu dalam produksi film. Semoga info tersebut bisa bermanfaat.


Referensi Penulisan :
google image


EmoticonEmoticon