Saturday, December 24, 2016

DreadOut, Game Horor Karya Anak Bangsa. Terkenal ke Mancanegara

        sebuah game horor yang terinspirasi dari game horor klasik seperti Fatal Frame ini dibuat oleh studio lokal asal Bandung yaitu Digital Happiness. Dreadout merupakan salah satu game yang bisa dikatakan menjadi kebanggaan anak bangsa. Pasalnya, studio developer yang merajut Dreadout menjadi game, Digital Happiness, berasal dari tanah air. Meskipun hingga saat ini Dreadout masih menjadi satu-satunya seri game yang dikembangkannya, tetapi game tersebut telah terkenal hingga ke manca negara. Bermodalkan gameplay yang kental dengan horor tanah air, Dreadout menjadi media untuk menyebarkan kengerian khas dari tanah air Indonesia. Kehadiran Dreadout: Keepers of The Dark tentu saja menjadi pertanda bahwa studio ini masih kukuh dengan komitmennya dengan seri game ini.
        DreadOut bercerita tentang sekelompok pelajar yang terpaksa masuk ke sebuah kampung yang terbengkalai ketika mereka sedang melakukan karyawisata. Sobat akan bermain sebagai Linda, seorang siswi SMA yang merupakan salah satu dari kelompok pelajar tersebut. Dalam kampung tersebut, Linda dan kawan-kawan terperangkap dalam sebuah sekolah yang berhantu dan mereka terpisah satu sama yang lain. Linda yang dibekali telepon genggamnya kini harus berusaha mencari teman-temannya dan juga mencari jalan untuk keluar dari tempat terkutuk itu.

Melalui sinopsis tersebut, nampaknya cerita dalam DreadOut terdengar agak klise layaknya cerita dalam sebuah film horor pada umumnya, tapi bukan dari nilai tersebut DreadOut menunjukkan kebolehannya.
        DreadOut mungkin salah satu game yang bisa menunjukkan atmosfer mencekam secara baik. Dari awal permainan saja Sobat sudah disuguhi lantunan ‘Lengser Wengi’ yang dijamin bisa membuat bulu kuduk berdiri. Untuk orang luar negeri, mungkin lagu tersebut hanyalah sebuah pembuka biasa, namun bagi kita yang merupakan orang Indonesia, lagu tersebut memberikan dampak yang berbeda karena kita mengenalnya bukan? DreadOut nampaknya lebih fokus untuk memberikan pengalaman budaya lokal dan saya rasa hal itu sangatlah tepat mengingat budaya Indonesia memiliki potensi untuk diolah dan menjadikan sebuah karya memiliki nilai eksotis.

Karakter dalam DreadOut menggunakan bahasa Inggris dalam percakapannya untuk sementara ini dan nantinya Digital Happiness akan memberikan patch untuk bahasa Indonesia. Tidak ada sesuatu yang istimewa di bagian ini namun begitu saya mendengar efek suara seperti ambience, saya cukup terkejut karena DreadOut juga bisa menghantarkan atmosfer mencekam hanya lewat suara. Saya acungkan jempol buat sound designer-nya karena suara yang dipilih sangatlah tepat dan mampu membuat saya merinding. Suara-suara tersebut bukan suara keras yang tiba-tiba muncul melainkan malah suara-suara samar yang justru bisa membuat Sobat berkeringat dingin.

Jika sobat tertarik dengan game DreadOut, sobat bisa mengunjungi Steam dan membeli produknya.


sekian, untuk postingan mengenai review game DreadOut. smoga bermanfaat.

sumber : https://id.techinasia.com/review-dreadout-penampakan-game-horor-klasik-yang-dipadu-budaya-indonesia
jagatplay.com/2016/03/pc-2/review-dreadout-keepers-of-the-dark-takut-setengah-mati/ 


EmoticonEmoticon